Assalamualaikum, untuk pertemuan kali ini saya akan berbagi mengenai "Tari Khas Daerah Nusantara" yang secara lebih rincinya "Tari Piring", mulai dari biografi tokoh, penunjuk pertunjukan, tata rias, musik pengiring, sampai properti tari, langsung saja ke TKP, Cekidot.
- Biografi Tokoh :
Huriah Adam lahir di Padangpanjang, Sumatera Barat, 6 Oktober 1936. Ibunya seorang Muslim yang patuh. Ayahnya, Syekh Adam Balai-balai adalah seorang ulama progresif yang sangat memikirkan pendidikan anak-anak dan masyarakat sekitarnya.
Pada usia 6 tahun (1942), Huriah mulai belajar menari di sanggar tari Barisan Seni Bangsa pimpinan Sofyan Naan di Pantai Budaya dekat rumahnya. Bukan tari Minang yang bertumpu pencak silat yang ia pelajari, tetapi kreasi baru.
Pada usia 6 tahun (1942), Huriah mulai belajar menari di sanggar tari Barisan Seni Bangsa pimpinan Sofyan Naan di Pantai Budaya dekat rumahnya. Bukan tari Minang yang bertumpu pencak silat yang ia pelajari, tetapi kreasi baru.
- Penunjuk Pertunjukan :
Menurut pemahaman penduduk Sumatra Barat, gerakan Tari Piring melambangkan kerja sama ketika warganya berada di sawah. Koreografi ini meniru cara petani bercocok tanam dan menunjukkan ungkapan rasa syukur mereka saat menuai hasil panen yang bakal menghidupi seisi rumah.
Piring di tangan mereka diisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa. Tetapi sejak agama Islam masuk, Tari Piring mempersembahkan sesajennya kepada majelis keramaian dan raja-raja atau pembesar negeri.
Kini, Tari Piring juga dipakai sebagai bagian dalam pernikahan tradisional karena pengantin dianggap sebagai raja sehari yang layak mendapat penghormatan.
Ketika penarinya bergerak cepat, atau disebut ayun, bersiaplah menyaksikan atraksi lempar piring. Piring yang mudah pecah itu akan dilontarkan tinggi-tinggi ke udara. Dan, penari menunjukkan kebolehan dalam mempermainkan piring di tangannya. Itulah bagian yang melambangkan kegembiraan tatkala musim panen tiba.
Musik Tari Piring dibunyikan oleh gemerincing dua cincin di kedua tangan penari, berikut iringan meriah dari talempong dan saluang. Umumnya personel penari piring berjumlah ganjil dan terdiri dari tiga sampai tujuh orang.
Piring di tangan mereka diisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa. Tetapi sejak agama Islam masuk, Tari Piring mempersembahkan sesajennya kepada majelis keramaian dan raja-raja atau pembesar negeri.
Kini, Tari Piring juga dipakai sebagai bagian dalam pernikahan tradisional karena pengantin dianggap sebagai raja sehari yang layak mendapat penghormatan.
Ketika penarinya bergerak cepat, atau disebut ayun, bersiaplah menyaksikan atraksi lempar piring. Piring yang mudah pecah itu akan dilontarkan tinggi-tinggi ke udara. Dan, penari menunjukkan kebolehan dalam mempermainkan piring di tangannya. Itulah bagian yang melambangkan kegembiraan tatkala musim panen tiba.
Musik Tari Piring dibunyikan oleh gemerincing dua cincin di kedua tangan penari, berikut iringan meriah dari talempong dan saluang. Umumnya personel penari piring berjumlah ganjil dan terdiri dari tiga sampai tujuh orang.
- Tata Rias dan Busana :
- Busana Penari Pria :
- Busana rang mudo/baju gunting China yang berlengan lebar dan dihiasai dengan missia (renda emas).
- Saran galembong, celana berukuran besar yang pada bagian tengahnya (pisak) warnanya sama dengan baju.
- Sisamping dan cawek pinggang, yaitu berupa kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas lutut. Adapun cawek pinggang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan sesamping yang pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai.
- Deta/destar, yaitu penutup kepala yang tebuat dari bahan kain songket berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala.
- Busana Penari Wanita :
- Baju kurung yang terbuat dari satin dan beludru. Kain songket.
- Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan.
- Tikuluak tanduak balapak, yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang meyerupai tanduk kerbau.
- Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang/anting.
- Musik Pengiring :
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, memadai dengan pukulan Rebana dan Gong sahaja.
Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
Tari Piring diiringi oleh musik Penayuhan. Contoh lagu pengiringnya yaitu Takhian sai tiusung, Takhi pikhing khua belas, Seni budaya lappung, Dang sappai haga tekas.
Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
Tari Piring diiringi oleh musik Penayuhan. Contoh lagu pengiringnya yaitu Takhian sai tiusung, Takhi pikhing khua belas, Seni budaya lappung, Dang sappai haga tekas.
- Saluang : Alat musik tiup yang serupa dengan alat musik seruling, namun pembuatannya lebih sederhana yaitu dengan melubangi bambu tipis atau yang biasa disebut oleh masyarakat Minang dengan talang sebanyak 4 lubang.
- Rabab : Alat musik tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari tempurung kelapa
- Talempong : Alat musik Minangkabau,bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan
- Properti Tari :
- Mangkok/Piring : Properti utama yang mendukung gerakan tari piring.
- Selendang : Bagian dari busana yang dikenakan oleh Penari.
- Busana : Pakaian yang dikenakan oleh penari yang mencerminkan dari mana tarian tersebut berasal.
- Ikat Pinggang : Properti ini sebenarnya juga termasuk dalam kategori pelengkap busana namun memiliki ciri khas berwarna kuning keemasan.
- Alat Musik Tradisional : Musik pengiring dalam pertunjukan tari piring berupa alat musik. tradisional seperti Saluang, Rabab, Sarunai, Bansi dan lain sebagainya.